Empat calon mahasiswa baru Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dinyatakan positif Covid-19. Mereka tak bisa mengikuti ujian SBMPTN.
Pada Kamis (9/7), Gugus Tugas Covid-19 Sultra mengumumkan seorang laki-laki 19 tahun asal Kabupaten Buton terinfeksi virus corona.
Gugus Tugas kembali melaporkan tiga orang terinfeksi virus corona yang juga calon mahasiswa baru UHO Kendari, pada Jumat (10/7)
Ketiganya berasal dari dua daerah berbeda, yaitu satu orang perempuan (19) dari Buton Selatan serta dua orang dari Buton laki-laki 19 dan 17 tahun.
“Jadi total seluruhnya 4 orang,” kata Rabiul Awal, Jumat (10/7).
Rabiul menyebut keempatnya terinfeksi virus setelah menjalani rapid test yang dinyatakan reaktif antara 6-7 Juli 2020.
UHO mensyaratkan setiap calon mahasiswa baru yang akan mengikuti ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) harus mengantongi rapid test dengan hasil non-reaktif.
Rabiul menyebut dalam kurun empat hari antara 4-8 Juli 2020, sebanyak 14 calon mahasiswa baru dinyatakan reaktif.
“Empat orang yang confirm Covid-19. Tiga yang publikasi hari ini, satu yang publikasi kemarin,” katanya.
Menurut Rabiul, dari 14 orang itu, baru empat orang yang ditemukan hasilnya positif berdasarkan tes swab PCR.
“Jadi belum semua yang 14 itu sudah ada hasilnya semua,” tambahnya.
Pada 4 Juli lalu, pihak kampus UHO mulai melaksanakan rapid test kepada calon mahasiswa baru yang akan mengikuti UTBK.
Rapid test sempat menuai protes karena calon mahasiswa berdesak-desakan di pintu masuk auditorium.
Dikhawatirkan, dengan temuan empat pasien yang dinyatakan positif di antara ribuan mahasiswa yang rapid test menjadi klaster baru penyebaran virus di kampus.
Namun kata Rabiul, prinsip umum, dengan transmisi komunitas seperti saat ini, sangat sulit menentukan di mana dan kapan seseorang tertular.
Wakil Rektor I UHO Kendari La Hamimu tidak mengetahui apakah empat calon mahasiswa yang positif tersebut sempat mengikuti UTBK.
“Nanti kita telusuri dulu,” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Ia mengatakan pada 4-9 Juli 2020, sudah ada 1.894 calon mahasiswa baru yang menjalani rapid test.
Namun, Hamimu belum tahu berapa orang yang dinyatakan reaktif. Pihak kampus akan menggelar rapid test kepada calon mahasiswa baru hingga 13 Juli mendatang.
Hamimu menyebut, berdasarkan surat edaran Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) NOMOR: 18/SE.LTMPT/2020 tentang Persyaratan Kesehatan dalam Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2020, peserta yang dinyatakan reaktif tidak bisa mengikuti UTBK tahap satu pada 5-13 Juli 2020.
Calon mahasiswa baru yang dinyatakan reaktif diminta menjalani isolasi dan selanjutnya mengikuti tes swab.
“Bila hasilnya negatif, maka akan ikut tes tahap dua mulai 20 sampai 29 Juli,” jelasnya.
Namun bila hasilnya positif, maka calon mahasiswa tidak bisa mengikuti UTBK yang digelar dua tahap tersebut. Termasuk empat calon mahasiswa baru yang dinyatakan positif.
“Sudah dipastikan tidak bisa ikut UTBK baik tahap satu maupun tahap dua. Saya belum tahu apakah ada kebijakan baru dari LTMPT terkait ini,” jelasnya.
Ia mengaku, pelaksanaan rapid test yang sebelumnya terjadi penumpukan mahasiswa karena miskomunikasi. Pihaknya telah memperbaiki model antrean yang menjaga jarak pada hari berikutnya.
“Jadi, itu terjadi pada hari pertama 4 Juli. Itu pun tidak berlangsung lama. Pada Minggu sampai hari ini kita atur agar peserta menjaga jarak,” ujarnya.